MODUL 3
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Kegiatan
Belajar 1
Pendekatan,
Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
A. METODE
Pada
umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara
mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu
prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi
hal-hal berikuit.
a.
Pemilihan
Bahan
b.
Urutan
Bahan
c.
Penyajian
Bahan
d.
Pengulangan
Bahan
Tentang
pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang
diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan
bahan secara random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan
sesuai pula dengan situasi yang dihadapi.
Baik
secara alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut
ini.
a.
Bagian-bagian
yang paling sering digunakan
b.
Paling
berguna
c.
Paling
muda mengerjakannya
d.
Gabungan
ketiganya.
Kelancaran
berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk mengulangi
bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi
(penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan
dan kataan.
Dalam
pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini.
a. Direct
Method
b. Natural
Method
c. Psychological
Method
d. Phonetic
Method
e. Reading
Method
f.
Granmnar Language Method
g. Translation
Method
h. Grammar
Translation Method
i.
Eclectic Method
j.
The Unit Method
k. Language
Control Method
l.
Mim-Mem Method
m. Practice-theory
Method
n. The
Dual Language
o. Cognate
Method
a. Direct
Method
Direct
method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang
diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa
pertamanya sebelum pembelajaran berlangsung.
Penggunaan
Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa yang
diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa
inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran
bahasa Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu
menyulitkan guru karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah
biasa menggunakan bahasa Indonesia.
Tujuan Metode Langsung di SD ialah
penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan
bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua
tersebut.
Adapun
fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan
bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan)
dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk
belajar bahasa, sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar
berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural
Method
Natural
Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam
pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau
peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode
Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.
1)
Kosakata
baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa
sebelumnya.
2)
Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara
inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan.
3)
Kamus
digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna
kata-kata baru.
4)
Tata
bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5)
Penyajian
pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca, dan
menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading
Method
Reading
Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik
di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain,
untuk memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang
mereka perlukan dalam study mereka.
Metode
ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode
ini cocok diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic
Method
Lahirnya
metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di
sam[ing ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada
kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah sebabnya maka guru bebas memilih metode
yang mana paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajarkan. Guru dapat
mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan memasukan metode yang lain.
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’.
Dalam hubungannya dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas
untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode yang satu dengan lainya
yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic
Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
B. TEKNIK
Sebenarnya
baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat
lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat
itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan
guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru,
atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.
Karena
kata teknik mengandung makna ‘cara-cara,
dan metode juga mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini
adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada komponen
satuan pelajaran yang berbunyi Metode
Teknik.
Adapun
macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
a. Teknik
ceramah
Sampai
sekarang teknik ini masih banyak digunakan
guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan
bahwa mengajar itu adalah menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah
sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai
informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik
ceramaj ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan (menyimak).
Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian
mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini
dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang
telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru
didengarnya.
b. Teknik
Tanya-jawab
Pada
umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah kita
lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang
bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik
Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak
langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.
c. Teknik
Diskusi Kelompok
Tujuan
digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mau
menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi
kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.
d. Teknik
Pemberian Tugas
Teknin
Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada siswa
secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini
diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
e. Teknik
Ramu Pendapat (brainstorming)
Teknik
ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini
bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi
karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika
yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang
temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara
bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
f.
Simulasi
Simulasi
artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan
peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi,
misalnya ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW,
sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan
sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar